Harga Robodog Polri Rp3 Miliar Dipersoalkan: “Mahal” kata Publik, Polri Bilang Modernisasi

Jakarta, 5 Juli 2025 — Parade HUT ke-79 Bhayangkara di Monas, 1 Juli lalu, bukan saja menampilkan defile pasukan, tetapi juga 10 robot humanoid dan 10 robot anjing (robodog) K9. Pernyataan Presiden Direktur PT Ezra Robotics Teknologi R. Dhannisaka bahwa harga satu robodog “model basic” nyaris Rp3 miliar langsung memantik kontroversi di media sosial.

Berapa seharusnya harga robot anjing?

Warganet ramai-ramai membandingkan angka tersebut dengan harga ritel robot serupa di pasar global. Unitree Go2 buatan Tiongkok, misalnya, diumumkan di CES 2025 mulai US$1.600 (sekitar Rp26 juta), sementara Boston Dynamics Spot—model industri yang lebih canggih—dijual US$74.500 (sekitar Rp1,2 miliar) sejak 2020.

Beberapa pengguna X menuding ada “markup gila-gilaan”, mengutip listing Unitree di Alibaba seharga US$2.800 (±Rp45 juta). Bahkan kalkulasi viral menyebut perkiraan total Rp3 miliar itu seharusnya cukup untuk 10 humanoid (US$16.000/unit) plus 10 robodog (US$2.800/unit), bukannya untuk satu robot saja.

Penjelasan pengembang

Dhannisaka menegaskan angka Rp3 miliar adalah estimasi “Indonesia-ready” yang mencakup ruggedisasi, sensor radiologi, sistem AI, baterai ekstra, dan pelatihan operator; harga bisa “lebih tinggi” bila Polri menambah payload seperti lidar, gas detector, atau launcher non-letal.

Posisi Polri

Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho menyebut robot merupakan bagian dari Renstra Polri 2025-2045 untuk tugas K9 tanpa risiko biologis—deteksi bahan peledak, gas beracun, SAR di gedung runtuh—serta disebut “lebih efisien karena tak perlu pawang dan tahan cuaca ekstrem”. Pengadaan robodog sendiri baru dialokasikan di anggaran 2026; jumlah dan spesifikasi masih disusun bersama ITS.

Transparansi dipertanyakan

Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta Polri mempublikasikan detail Rencana Umum Pengadaan (RUP): siapa vendor utama, metode tender, komponen impor, dan justifikasi biaya. “Jika benar Rp3 miliar per unit, publik berhak tahu breakdown-nya,” kata peneliti dalam tempo ICW, Sugeng Adi.

Banding K9 konvensional

Merawat anjing pelacak organik (K9) Polri menelan biaya rata-rata Rp40-60 juta per ekor per tahun (pakan, dokter hewan, pelatih, kandang). Dengan masa tugas sekitar 8 tahun, total biaya hidup seekor K9 setara Rp320-480 juta. Robodog jelas lebih mahal di muka, tetapi Ezra Robotics mengklaim TCO (total cost of ownership) 10 tahun “setara dua anjing K9” bila kalkulasi downtime dan risiko personel dimasukkan. Pernyataan itu belum diverifikasi auditor independen.

Risiko teknologi

Demo di Monas sempat terganggu—satu robodog berhenti mendadak sebelum diarahkan ulang operator. Pakar robotik ITS, Dr. Rendra Sasmita, menilai hal itu “lumrah pada prototipe outdoor” tetapi memperingatkan ketergantungan suku cadang impor: “Jika unitree-class board bermasalah, lead time bisa 4-6 minggu.” Ia menyarankan Polri menyiapkan pusat MRO (maintenance, repair, overhaul) dalam negeri.

Intinya: Polri menyebut robodog Rp3 miliar sebagai investasi keamanan masa depan, namun publik menuntut bukti bahwa harga “kelas industri militer” memang layak dibayar—bukan sekadar markup atas robot yang di e-commerce harganya puluhan juta rupiah saja.

Back to top button