Jelang HUT ke-80 RI, HMI Badko Sulsel Gelar “HMI Talk” Bahas HAM, Demokrasi dan Kedaulatan Bangsa

MAKASSAR – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sulawesi Selatan menggelar diskusi kebangsaan bertajuk “HMI Talk: HAM, Demokrasi dan Ketahanan Nasional – Silaturahmi Kebangsaan, Membangun Kedaulatan” di Cafe Solution, Makassar, Kamis malam (7/8).
Acara yang diselenggarakan oleh Bidang Perlindungan HAM Badko HMI Sulsel ini menghadirkan Firman Jaya Daeli, Ketua Dewan Pembina Pusat Kajian Politik dan Keamanan (Pospulkam) Indonesia, sebagai narasumber utama. Diskusi dipandu oleh Iwan Mazkrib, Ketua Bidang Perlindungan HAM Badko HMI Sulsel.
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai latar belakang profesi, organisasi kepemudaan, aktivis, mahasiswa, tokoh pemuda, akademisi, hingga pemerhati HAM dan demokrasi.
Pentingnya Demokrasi yang Sehat dan Terkonsolidasi
Dalam pemaparannya, Firman Jaya Daeli menegaskan pentingnya membangun atmosfer sistem demokrasi yang sehat, terkonsolidasi, dan kuat. “Demokrasi yang sehat memerlukan check and balance yang nyata, serta penguatan ideologi dan doktrin kebangsaan sebagai pondasi kedaulatan bangsa,” tegasnya.
Lebih lanjut, Daeli menekankan pentingnya memandang HAM sebagai kekuatan positif. “Kita juga mesti menjadikan HAM ini sebagai sahabat, kita harus berdamai dengan Hak Asasi, kita harus memandang ini sebagai dorongan potensial,” ujarnya.
Menurutnya, untuk menjamin hak-hak dasar warga negara, diperlukan demokrasi yang baik dan tertata dengan mengedepankan prinsip kedaulatan. “Demokrasi ini dibangun berdasarkan tata kelola yang harus selaras dengan ideologi kedaulatan bangsa,” tambahnya.
Membangun Kepemimpinan Generasi Bangsa
Firman Jaya Daeli juga menekankan pentingnya membangun kedaulatan bangsa melalui generasi kepemimpinan. Ia menyoroti perlunya pemerintah yang dibekali dengan wisdom leadership.
“Silaturahmi kebangsaan ini merupakan refleksi kita sebagai generasi dari berbagai segmen kepemudaan, yang terhimpun dalam organisasi Cipayung. Dari mana lahir pemimpin yang pro, yang humanis, yang pancasilais, yang demokratis? Yaitu dari kader-kader himpunan yang melalui pelatihan kepemimpinan,” jelasnya.
Wahana Narasi Intelektual untuk Indonesia Emas
Sementara itu, Iwan Mazkrib menuturkan bahwa HMI Talk merupakan wahana narasi intelektual dan silaturahmi kebangsaan yang membedah persoalan HAM dan demokrasi dalam konteks 80 tahun perjalanan bangsa menuju Indonesia Emas.
“Kami ingin mengajak publik merefleksikan kondisi aktual HAM dan demokrasi, tidak hanya sebagai wacana, tetapi sebagai gerakan membangun kesadaran dan keberpihakan,” ujarnya.
Mazkrib menambahkan bahwa diskusi tersebut menghasilkan beragam gagasan dan narasi kritis, kegelisahan, serta saran-saran dari audiens yang akan menjadi catatan khusus untuk disampaikan ke ruang-ruang publik.
“Komitmen penguatan HAM, Demokrasi dan Ketahanan Nasional, tentu pondasinya dimulai dengan Silaturahmi Kebangsaan, berbagi narasi intelektual sebagai salah satu spirit membangun kedaulatan bangsa. Kami mengajak untuk tetap utuh secara intelektual, merdeka secara sosial dan tunduk pada nilai-nilai spiritual,” tegasnya.
Kritik terhadap Kebijakan Nasional
Ketua Umum Badko HMI Sulsel turut menyoroti isu nasional, termasuk eksploitasi tambang nikel yang dinilai sebagai bentuk extraordinary crime dan ancaman kemanusiaan. Ia menyebut bahwa kedaulatan bangsa tak lepas dari arah kebijakan negara yang saat ini didominasi oleh partai politik.
“Mirisnya, ketika pemerintah mulai cemas dengan simbol fiksi seperti bendera One Piece, kita justru dihadapkan pada kenyataan bahwa problem utama adalah hilangnya arah dan keberanian dalam menjaga martabat bangsa,” ungkapnya.
HMI Talk ini menjadi ruang konsolidasi intelektual dan moral, yang tidak hanya mempertemukan pemikiran, tetapi juga menggugah tanggung jawab generasi muda terhadap masa depan demokrasi dan kedaulatan Indonesia.